Berikut ini gambar anak dan keluarga bermain bola di tanah lapang di halaman sebuah gedung tua di dalam taman Kebon Raya Bogor Ahad lalu. Lihatlah gaya dan semangat mereka.
Gambar berikut ini saya ambil kemarin di sebuah jalan pabrik di Teluk Jambe, Karawang ketika saya datang ke sana untuk melihat bekas banjir. Lihatlah gairah dan semangat anak-anak ini.
Sepakbola adalah olahraga kegemaran bangsa ini. Permainan ini sudah menjadi darah daging. Buktinya begitu lahir anak laki-laki sudah mencari bola sebagai teman bermain. Ketika sudah bisa bermain bersama teman, mereka berkumpul memainkannya bersama-sama. Beda usia tidak mengapa yang penting barmain bola.
Sepakbola Indonesia dibanding tahun-tahun sebelumnya sudah banyak kemajuan. Lihatlah kompetisi Liga Indonesia sudah bergulir lebih teratur, jadwalnya sudah mulai terkendali. Sebelumnya terserah pengurus saja, mau ditunda atau mau jalan tergantung kondisi. Sekarang sudah lebih terjadwal walau masih ada yang meleset. Hasilnya juga cukup lumayan, banyak pemain muda Indonesia yang mampu memperlihatkan bakatnya. Mereka siap untuk mengganti pemain senior yang sudah menurun kemampuannya. Kalau tahun-tahun sebelumnya kita dipertontonkan oleh adegan tawuran antar pemain atau kejar-kejaran dengan wasit atau tendangan kungfu kepad wasit. Tapi Alhamdulillah adegan itu sudah jarang terlihat.
Kalau Tim Nasional (Timnas) Indonesia, harus diakui belum banyak kemajuan. Belum ada satu trophypun yang berhasil di persembahkan kepada bangsa ini sejak 20 tahun terakhir. Tidak juga medali emas baik dari SEA Games, Asian Games apalagi Olimpiade. Lolos kwalifikasi kejuaraan bergengsipun belum. Tidak pernah lolos kwalifikasi group piala dunia. Tidak lolos pula kwalifikasi piala Asia.
Tapi ada catatan positif yang cukup membanggakan ketika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia 3 tahun lalu. Timnas mampu mengimbangi permainan tim-tim kuat ASIA. Kalau tipis dari Saudi Arabia, kalau tipis juga dari Macan Asia Korea Selatan dan menang lawan tim kuat Qatar.
Meski tak pernah berjaya, tapi bangsa ini tetap mencintai sepakbola. Mereka tetap memenuhi stadion sepakbola di seluruh negeri. Marah-marah ketika tim mereka kalah. Membela klub ketika dihukum oleh Komdis atau mengumpul uang agar tim tetap utuh. Tak merasa malu walau timnas kalah dari tim Kamboja yang dulu kwalitas jauh di bawah.
Untuk kemajuan, saya usul agar pengurus disegarkan. Mungkin ketua umum PSSI Nurdin Halid sudah saatnya mundur dan diganti oleh orang lain yang lebih fresh. Nurdin sudah banyak memberi untuk kemajuan kepada PSSI tapi untuk kemajuan yang lebih besar PSSI butuh ketua dan pengurus yang lebih kuat.
Dengan perbaikan di berbagai sudut PSSI, saya yakin prestasi sepakbola Indonesia akan meningkat dan kembali menjadi tim yang ditakuti di kawasan Asia seperti jaman-jaman tahun 50an ketika Ramang menjadi pemainnya.
Kalau perbaikan sudah dimulai saya yakin Indonesia siap menjadi Tuan Rumah Pialah Dunia 2020.