Satu Hari Satu Tawa Satu Tangis

Wah, judul di atas mirip dengan judul buku terbaru kaya pak Dahlan Iskan (DI) Meneg BUMN \”Dua Tangis dan Ribuan Tawa\”. Iya, saya terinspirasi dari judul buku pak DI ini. Saya sudah baca buku itu dan isinya bagus sekali. Saya sarankan agar anda juga membeli dan menikmati buku itu.

Satu Tangis
Minggu lalu saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Di pagi hari saya membezuk seorang sahabat yang terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta. Sudah lebih dari 10 hari sahabat ini mengalami koma di rawat di ruang ICU. Beliau mengalami komplikasi stroke, jantung, diabetes dan gagal ginjal. Sebelum mengalami koma ini beliau sudah perawatan di rumah sakit di kota lain selama 1 bulan. 
Pada saat membezuk itu saya sangat terharu. Bagaimana tidak seseorang yang selama ini saya kagumi karena keberanian, pengetahuan serta visinya yang begitu kuat  tentang bisnis sekarang terbaring tak berdaya. Ada beberapa selang dan kabel terpasang ditubuhnya. Napasnya sekali-sekali terlihat sesak. Saya coba untuk berbicara dengannya, tapi tidak ada response. Hanya sekali saja saya sempat beliau menggerakkan matanya. Menurut dokter kemampuan dia memberi response sangat sedikit, walau sebenarnya beliau tahu tapi kemampuannya tidak ada untuk menaggapi. 

Usianya lima puluh tahun lebih, seorang pengusaha sukses. Hari itu saya melihat betapa tidak berartinya manusia terhadap ketentuan Allah. Harta dan kekayaan yang dimiliki tidak sanggup mengangkat penyakit yang ditetapkan oleh Allah. Kita hanya bisa pasrah dan tawakkal. 
Tiga hari lalu sahabat saya ini telah dipanggil oleh Allah SWT. Beliau meninggalkan anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa. Seorang isteri yang masih bekerja. Meninggalkan bisnis yang sudah beliau bina sejak dari muda. Entah bagaimana nasib mereka sepeninggal sahabat saya ini. Terutama nasib bisnisnya. Siapa yang akan melanjutkan karena anak-anaknya masih terlalu muda untuk menjalankan bisnis yang begitu besar. Ada puluhan karyawan, ada relasi bisnis yang masih perlu dilayani serta kewajiban lainnya. 
Sebagai sesama pengusaha saya dapat memahami kondisi bisnis beliau. Apalagi kalau bisnis itu sebagian besar berada dalam kendali seseorang. Semua keputusan dan kebijaksanaan ada pada satu orang, ketika seserorang ini berhalangan, perusahahaan akan mengalami kesulitan. Itulah yang sekarang dialami oleh ahli waris beliau. Tentulah tidak mudah melanjutkan bisnis ini, tapi semoga Allah membukakan jalan.

Satu Tawa
Malam hari, setelah saya kembali ke rumah isteri saya dengan begitu bersemangat mengajak saya ke depan layar komputer. \”pah liat ini facebooknya si Ida, dia baru saja mewujudkan impiannya yang terbaru, sudah berhasil membeli Mercedes S350 baru\”.
Saya ikut bersemangat karena saya tahu teman isteri saya itu. Dia seoarang agen asuransi yang sukses. Dia dulunya seorang perawat di salah satu rumah sakit, kemudian bergabung menjadi agen asuransi di salah satu perusahaan asuransi sejak hampir 5 tahun lalu. Dia belajar dan bekerja sungguh-sungguh sehingga karirnya meningkat terus hingga mencapai kondisinya yang sekarang. Rumah mewah, investasi, tanah, perjalanan ke luar negeri beberapa kali dalam setahun. Hampir semua yang diinginkannya sekarang sudah terwujud. 
Ini memotivasi saya untuk semakin bersungguh-sungguh membangun bisnis saya baik di Life maupun di General. Begitu jelas masa depan yang kami tuju dengan berbisnis asuransi ini.
Apa hikmah dari tulisan saya kali ini? 
Dari kejadian pertama, satu tangis  saya begitu diingatkan bahwa kita benar-benar tidak kuasa atas diri kita sendiri. Kita hanya bisa berusaha dengan segala yang kita punya tapi tetap hanya takdir Allah yang berlaku. Harta dan anak-anak sama sekali tak berdaya menolong. 
Sebagai orang asuransi, inilah misi sesungguhnya dari seorang Financial Consultant bahwa tugas kitalah untuk membantu para nasabah kita untuk merencanakan hal-hal yang terburuk pada diri klien kita. Sehingga ketika musibah terjadi sudah ada solusinya, paling tidak bisa mengurangi beban ahli warisnya. Misalnya dengan mengganti biaya perawatannya selama di rumah sakit sepenuhnya. Mempersiapkan warisan bagi seluruh ahli waris yang ditinggalkannya. Atau membantu menyelesaikan urusannya dengan pihak bank melalui produk Banker\’s clause. Semua itu untuk kebaikan klien dan ahli warisnya.
Pada cerita kedua, satu tawa, saya bersyukur bisnis yang saya tekuni ini bisa memberikan hasil yang sangat luar biasa. Bisa mewujudkan segala impian dan keinginan setiap pelakunya, tak peduli apa latar belakang hidupnya sebelumnya. 
Tugas sebagai seorang agent atau consultant asuransi sangat mulia, menolong orang terhindar dari kesusahan akibat musibah tapi dilain pihak bisa bisa mendapatka penghasilan yang luar biasa.
Thank Allah, I am a real insurance man…..

lngrisk.co.id